'

1/14/2010

Diposting oleh reyogcity

Patung macan. Itulah yang melekat di ingatan setiap kali orang membicarakan kota ponorogo. Sejak kepemimpinan mantan Bupati Markum Singodimedjo, Patung raja hutan berbulu doreng itu seolah menjadi trade mark. Selain disetiap perempatan dan pertigaan jalan yang dihiasi dengan patung personil Reyog. Bahkan di Pusat kota yakni di depan pendopo, terdapat tujuh patung macan dan disetiap pojok alun-alun terdapat patung singa.
Mengapa harus patung macan ????.Orang akan selalu bertanya-tanya. Bahkan ada yang menyimpulkan bahwa macan itu identik dengan singa, dan filosofi patung singa tak lain sebagai lambang diri bupati yang pada waktu itu kebetulan memiliki nama belakang Singodimedjo. Tentu saja kesimpulan itu salah besar. Sebenarnya patung macan dibangun sama sekali bukan untuk mengkultuslkan Bupati Ponorogo pada waktu itu, namun semata-mata atas pertimbangan artistic yang berkaitan dengan cerita reyog yang telah melegenda dan berkembang menjadi seni pertunjukan tradisi yang paling akbar di ponorogo. Tujuan dibangunnya patung macan disetiap pojok alun-alun dan depan Pendopo adalah sebagai cirri khas budaya. Dengan kata lain, melalui patung macan tersebut jatidiri kota Ponorogo secara fiksi bisa ditonjolkan.

Reog sendiri memiliki kompleksitas kesenian pendukung yang beragam jenisnya. Oleh sebab itu, disamping patung macan juga dibangun tokoh / peraga yang terkait dengan kesenian reyog yang ditempatkan di perempatan-perempatan jaln strategis. Sedangkan patung yang menggambarkan cerita Reyog secara lengkap sengaja ditempatkan di pusat kota, atau tepatnya di depan Pendopo Kabupaten.
Di Lokasi inilah biasanya masyarakat Ponorogo menyebutnya dengan Blog M atau blog macan berdiri patung tujuh ekor macan yang sedang digiring oleh Klonosewandono, tepat di depan patung Dewi Songgolangit yang dari badannya memercikkan butiran halus ( Air Mancur ). Kedua patung inilah yang menggambarkan cerita saat Dewi Songgolangit putrid dari kerajaan Kediri menyaksikan Klonosewandono sedang memenuhi permintaan / sayembara yang dibebankan padanya. Sayembara itu adalah agar Klonosewandono mengusir tujuh ekor Harimau/Macan sebagai syarat mempersunting Dewi Songgolangit, dan syarat itu dipenuhi dengan baik.

0 komentar:

Posting Komentar